Ini adalah tulisan dari Sujan Patel, seorang ahli pemasaran dan entrepreneur.
Apapun jenis bisnis yang Anda jalani, beberapa kesalahan dalam pemasaran tidak dapat dihindari. Namun startup pada umumnya harus mengatasi sejumlah tantangan pemasaran: dana terbatas, sumber daya terbatas, dan menekan kebutuhan untuk membangun visibilitas merek.
Mengetahui kapan dan bagaimana berinvestasi pada pemasaran untuk bisnis Anda dapat menjadi bahan utama untuk keberhasilan startup Anda. Berikut ini beberapa kesalahan pemasaran yang umum yang startup buat — dan bagaimana Anda dapat menghindarinya.
1. Menghabiskan uang pada ‘pemasaran besar’ terlalu cepat
Anda mungkin ingin menguasai industri dengan semburan, dengan suatu iklan yang besar atau sebuah stan yang luar biasa pada pameran perdagangan berikutnya, namun, waw! Anda sebaiknya menahannya dan mulai dengan pelan. Anda tidak ingin membuang dana Anda dalam tahap awal permainan.
Jika Anda melakukan kesalahan dengan menghabiskan terlalu banyak terlalu awal, hal terburuk yang dapat terjadi adalah … tidak ada. Hal terburuk selanjutnya yang dapat terjadi adalah pemasaran Anda berbuah kesuksesan besar — namun Anda tidak sanggup memenuhi permintaan baru yang dihasilkan.
“Anda tidak tahu platform apa yang bekerja paling baik karena Anda belum mempunyai kesempatan untuk mengujinya,” catat Jayson Demers, pendiri dan CEO AudienceBloom. “Anda pada dasarnya bertaruh pada apa yang Anda pikir akan bekerja menurut Anda.”
Ambil waktu untuk menguji audiens Anda. Temukan siapa pembeli Anda dan gunakan sejumlah kecil uang pada pemasaran hyper-targeted. Fokus pada pemasaran konten dan PR, dan gunakan video gratis untuk menyebarkan pesan dari merek Anda.
2. Berbicara melalui kanal yang salah
Ada tak terhitung kanal/media pemasaran yang dapat Anda gunakan untuk menarik pelanggan, namun yang mana yang benar atau salah sebenarnya bergantung pada siapa audiens Anda dan di mana Anda dapat menarik perhatian mereka. Jangan terburu-buru maju tanpa memahami audiens Anda.
Anda kemungkinan mempunyai lebih dari satu sasaran audiens untuk produk Anda, dan setiap audiens mungkin mempunyai kanalnya sendiri. Anda perlu memahami kanal mana yang akan memberikan Anda hasil terbaik dan yang mana perlu dihindari.
3. Terlalu cepat menyerahkan ke pegawai usaha pemasaran Anda
Ini keinginan yang menggiurkan untuk membawa yang terbaik dalam membangun merek Anda dengan membuat suatu investasi untuk staf pemasaran berkaliber tinggi, namun jangan lakukan itu. Satu-satunya waktu untuk Anda perlu berinvestasi dalam mengembangkan tim pemasaran Anda adalah ketika Anda sudah kehabisan seluruh upaya Anda dan opsi yang murah, atau Anda tidak mempunyai pilihan lain karena tanggung jawab pada waktu mengharuskan Anda untuk fokus pada hal-hal lain.
Opsi murah di sini meliputi agensi, freelancer independen, dan pekerja magang. Dengan memanfaatkan mereka, Anda akan memperoleh pengeluaran pemasaran yang lebih rendah, dibanding merekrut personil pemasaran in-house.
4. Menghabiskan banyak waktu dalam penyempurnaan brand
Terlalu banyak startup ingin mengubah namanya sejak awal dan rebranding secara menyeluruh, terutama untuk media sosial, adalah hal yang tidak disarankan.” Sebagai respon terhadap meningkatnya gangguan, banyak konsumen mungkin menanggapi dengan keluar,” kata Brett Relander, founder Launch & Hustle. “Lebih buruk lagi, mereka mungkin tidak tertarik dan bahkan meninggalkan merek Anda, jika mereka melihat bahwa Anda mengirim konten terlalu sering tanpa memberikan suatu nilai yang nyata.”
Pendekatan terbaik adalah dengan menjalankan metode lean startup. Jangan menunda meluncurkan sebuah website hanya untuk mendapatkan kesempurnaan desain atau konten. Saat Anda telah meluncur dan mulai berjalan, Anda dapat mengambil informasi lebih banyak dan membuat perubahan dan perbaikan itu dari posisi yang jauh lebih stabil. Anda dapat juga belajar lebih tentang apa yang audiens ingin dengar dari Anda mengenai brand dan industri Anda.
5. Memberikan setiap orang suara dalam keputusan pemasaran
Ketika sampai pada pemasaran, setiap orang tampak mempunyai suatu opini, namun semakin banyak orang yang Anda ajak untuk mempunyai suara dalam pemasaran, semakin lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan apapun. Pahami bahwa Anda tidak dapat memuaskan setiap orang.
Anda tidak perlu melewatkan ide pemasaran kepada setiap karyawan, anggota keluarga, dan teman. Pada akhirnya, percayai orang yang Anda bayar untuk menciptakan aset pemasaran Anda.
6. Mengejar kompetitor
Bagian dalam membangun sebuah bisnis mengharuskan tahu apa yang kompetitor Anda lakukan. Ambil isyarat darinya, belajar darinya, dan temukan langkah untuk melakukannya lebih baik dibanding yang mereka lakukan. Jangan terperangkap untuk meniru usaha mereka dengan harapan mendapatkan lebih banyak perhatian.
Anda tidak hanya akan membuat lebih banyak gangguan yang membuat pelanggan lelah dengannya, namun Anda akan tidak punya ide seberapa efektif strategi pemasaran tersebut sejak awal. Dapatkah Anda benar-benar yakin bahwa kompetitor Anda melakukan segalanya dengan benar sepanjang waktu?
“Kompetisi Anda mungkin punya dana yang lebih besar dan ratusan pelanggan, namun jangan berdiam pada hal itu,” tulis Mike Kappel, founder Patriot Software. “Mereka tidak punya semangat Anda atau pengetahuan Anda. Mereka tidak punya pengalaman Anda dan pelajaran yang sudah Anda pelajari. Fokuslah pada keunggulan Anda — bumbu rahasia Anda.”
7. Gagal mengukur hasil
Ketika Anda mengeluarkan uang untuk pemasaran, Anda perlu memantau segala hal yang Anda lakukan. Jika Anda tidak tahu daya tarik apa yang Anda peroleh dari suatu kampanye pemasaran tertentu, Anda tidak akan mempunyai pengetahuan apakah Anda memberikan hasil pada investasi Anda.
Pada 2014, periklanan Internet tumbuh, dari 133 miliar dollar sampai 194.5 miliar dollar. Itu adalah potensi kehilangan uang yang besar ketika Anda menyadari bahwa 84% bisnis tidak memantau ROI di media sosial.
Setiap kampanye yang Anda jalankan secara online perlu menggunakan kode pemantauan (tracking) atau kode UTM (Unified Threat Management). Iklan cetak perlu menggunakan nomor telepon khusus, kode diskon spesial, dan URL khusus. Jangan takut untuk bertanya pada pelanggan bagaimana mereka tahu tentang Anda, dan selalu miliki cara untuk menghubungkan kembali setiap pelanggan ke kampanye.